Minggu, 26 Agustus 2012

DILARANG MENGERASKAN HATI!

DILARANG MENGERASKAN HATI!

Khotbah Minggu 29 Juli 2112
Pembacaan Alkitab Wahyu 3:14-22
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah (Why.3:19) Mengasihi tidak sama dengan memanjakan!  Orang sering salah memahami tentang konsep “kasih”.  Mereka memberikan apa saja yang diinginkan oleh orang yang dikasihi dengan alasan kasih.  Akibatnya, hasil yang didapatkan adalah karakter dan buah-buah yang tidak baik.  Bahkan, bisa menjadi boomerang bagi orang yang mengasihi, sebagaimana nampak dari karakter kanak-kanak, mau menang sendiri, dan tidak bertumbuh menjadi dewasa dalam segala hal.
Perikop pembacaan kita memberikan penjelasan yang gamblang bahwa mengasihi tidak sama dengan memanjakan.   Tuhan Yesus menegaskan bahwa “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Why.3:19).  Hal ini Tuhan terapkan bukan hanya kepada jemaat di Laodikia tetapi juga kepada gereja di segala abad dan zaman.  Sebab, Ia tidak menginginkan gereja-Nya tetap dalam dosa atau jatuh dalam dosa.  Tuhan Yesus menginginkan gereja-Nya menjadi dewasa dan tegar dalam menghadapi tantangan jaman.
Tuhan Yesus menempatkan dan memperhadapkan jemaat di Laodikia dalam suasana penghakiman, sementara Ia berdiri sebagai Hakim dan Jaksa Penuntut.  Tiga ungkapan dalam ayat 14 membuat hal ini menjadi jelas.  Identitas pertama yang dinyatakan kepada jemaat Laodikia adalah “Amin”.  Istilah ini menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Pribadi yang bisa dipercaya.  Dengan kata lain, apa yang Dia firmankan tentang jemaat Laodikia adalah benar adanya.  Identitas kedua adalah “Saksi yang setia dan benar”.  Identitas ini meneguhkan identitas yang pertama dengan penambahan bahwa Tuhan Yesus juga adalah Saksi yang dapat diandalkan.  Dan, identitas ketiga adalah “Penguasa dari ciptaan Allah”.  Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan “permulaan dari ciptaan Allah”.  Terjemahan ini kurang tepat untuk frase bahasa Yunani he arkhe tes ktiseos tou theou.  Memang, istilah arkhe bisa berarti permulaan, namun konstruksi kalimat dalam ayat 14 ini menuntut untuk menerjemahkannya sebagai Penyebab pertama (dalam arti Pencipta) dan Penguasa yang berdaulat.  Dengan gelar-gelar ini Tuhan Yesus hendak menyatakan bahwa apa yang Dia samapaikan adalah benar adanya.  Jemaat Laodikia benar-benar suam-suam kuku dan menutup pintu untuk kebenaran.  Mereka menyatakan diri Kristen tetapi enggan untuk diubah dan hidup menurut kebenaran firman Allah.  Tuhan Yesus menyatakan bahwa kondisi mereka ini sungguh sangat memalukan. Ia berkata, “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat” (Why.3:17-18).  Itulah sebabnya dalam ayat 16 Tuhan tegaskan “Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku” dan ayat 19 “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”
            Saudara-saudara yang kekasih, belajar dari kebenaran firman Tuhan ini maka kita harus membuka hati kita dan bertobat.  Artinya, ketika firman Allah menelanjangi dosa-dosa kita, menunjukkan kesalahan-kesalahan kita, memberitahukan segala penyimpangan yang telah kita lakukan maka haruslah kita tunduk di hadapan Allah, mengakui segala dosa dan bertobat.  Jangan justru kita membela diri dan menyerang pengkhotbah.  Sebab, sesungguhnya Tuhan Yesus sedang mengetok hati kita.  Hal ini Dia lakukan karena Dia mengasihi kita.  Amin.

0 komentar:

Posting Komentar