Tokoh-Tokoh Pendiri KGPM

Mohon maaf apabila foto pendiri/tokoh-tokoh KGPM yang lain tidak ada, di karenakan sumber yang di dapatkan hanya sedikit.

FHK edisi Juli 2012

Firman Hidup Dan Kerja

Sejarah KGPM

Tempat dilaksanakan ibadah pertama dari Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Pada tanggal 29 Oktober 1933 di Kampung Wakan - MinSel.

Kerapan Gereja Protestan Minahasa

Jln. B.W. Lapian No.177 Kawangkoan

Yesus Kristus Dalam Kebangsaan, Kebangsaan Dalam Yesus Kristus

MEDIA UNTUK BERBAGI INFORMASI. KGPM SENTRUM KAWANGKOAN

Selasa, 12 Juni 2012

TANGGALKAN YANG LAMA DAN KENAKAN STATUS YANG BARU

TANGGALKAN YANG LAMA DAN 
KENAKAN STATUS YANG BARU

Khotbah Minggu, 10 Juni 2012
(Kolose 3:1-17)
          Sebagian besar orang sepakat dengan ungkapan ini :“jauh lebih muda meraih sesuatu dari pada mempertahankannya”. Artinya bahwa akan sangat sulit menjaga apa yang telah diraih atau dimiliki dibandingkan dengan saat mendapatkannya. Dan dalam realita, begitu banyak orang yang berhasil menaiki akan tangga kesuksesan, menorehkan prestasi hidup yang membanggakan, mencapai posisi tertinggi ataupun aman sebagaimana yang diincar banyak orang tapi justru pada saat seperti itulah masalah dan tantangan makin sering menghempas. Dan kehidupan berimanpun demikian, bahwa makin kuat dan kokoh iman seseorang maka akandatang pergumulan untuk menguji kemurnian dan ketangguhan iman kita.
          Dalam kesadaran itulah Paulus memutuskan untuk berkirim surat kepada jemaat di Kolose. Sapaan awal Paulus dalam suratnya kali ini yang berkata: “kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus”. (Kol. 1:2) hendak menjelaskan bahwa membanggakan; bahwa kemudian Paulus memberikan apresiasi terhadap iman jemaat serta kasih mereja yang luar biasa. Informasi seputar keberadaan jemaat di sana di terima Paulus melalui rekan sekerjanya Epafras, seorang yang disegani dan diakui pelayanannya oleh jemaat.
          Di mata Paulus umat telah bersungguh-sungguh menerima dan mengakui Yesus adalah Tuhan dan satu-satunya penyelamat.Akan tetapi, bersamaan dengan berita yang menggembirakan seputar prestasi hidup rohani umat Pauluspun mendapatkan kabar yang menggelisahkan hati tentang muculnya ajaran yang menyimpang, paham yang menyesatkan dan bisa saja mengabuarkan ataupun mengacaukan iman jemaat. Tujuan Paulus berkirim surat adalah membentengi umat dari pengaruh itu dan mengajar mereka memusatkan perhatian serta pandangan hanya pada satu nama yakni Yesus Ktistus sebab dialah yang menjadi sasaran iman percaya umat tetapi juga menjadi jelas bahwa Yesus adalah pokok pmeberitaan Paulus.
          Dalam hal ini sang rasul mengajak persekutuan jemaat kolose untuk tidak mengarahkan diri kepada hal-hal yang sementara dan yang dapat binasa melainkan kepada “perkara yang di atas” yang sifatnya kekal yang berhubungan dengan status rohani dimana ada Kristus dan Kristus adalah pusat dan penentu hidup. Pada saat pandangan mereka hanya tertuju pada Yesus maka status yang dikenakan pada mereka adalah “manusia baru”.Yang dimaksud oleh Paulus adalah soal perilaku keseharian umat dengan pola lamanya haruslah dimatikan dan dibuang, intinya semua yang duniawi yang pernah mereka lakukan tidak boleh lagi mewarnai keberadaan umat. Dengan status baru yang dimiliki sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikasihi dan dikuduskanNya menurut Paulus ada beberapa prinsip hidup yang mesti dianut dan diterapkan terutama tatkala membangun persekutuan yakni ; “Kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran. Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih (ayat 12-17).” Dan hal terpenting dari semuanya adalah segala yang dikatakan dan diperbuat hanya di dalam Nama Tuhan Yesus.Jika jemaat berhasil melakukannya maka tak aka nada lagi perbedaan melainkan Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
          Berita dan nasehat Paulus untuk jemaat di Kolose sesungguhnya menyadarkan kita tentang status yang melekat pada diri kita tatkala kita telah menerima dan mengakui Kristus adalah Tuhan atas hidup kita.Status yang dimaksud dan dikenakan adalah Tuhan atas hidup kita adalah sebagai manusia baru.Dan ternyatabahwa status ini harus kita buktikan melalui perilaku hidup kita. Segenap perkataan dan perbuatan kita akan menjelaskan siapa kita yang sesungguhnya. Jika kita belum berhasil mematikan segala jenis nafsu yang berubah dosa ataupun belum mau membuang tabiat-tabiat duniawi seperti geram, marah, fitnah maka itu artinya kita tetap pada status lama sebagai orang-orang yang tidak mengenal Kristus dan kehendakNya.Maka kita harus berjuang untuk kembali layak dan pantas disebut manusia baru.
          Tapi juga bagi kita yang sudah mengenakan status baru dengan ciri-cirinya kita punya tugas yang tidak ringan yaitu mepertahankannya.Hal yang teramat penting adalah sebagaimana jemaat di kolose yang berjuang memelihara iman dan utuhnya persekutan kitapun sebagai gereja Tuhan diingatkan untuk melandasi persekutuan dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Dan unsur utama yang sanggup merekatkan sebuah persekutuan adalah “kasih.” Kasih dapat bekerja secara ajaib dan indah; atas dasar kasih berbagai perbedaan makin mengikat persekutuan sebab Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Bukankah ada begitu banyak perbedaan yang kadang muncul disaat kita arif akan sangat merugikan pertumbuhan iman dan kita akan gagal mempertahankan apa yang telah dicapai.
          Karena itu, untuk tetap tegak berdiri sebagai iman maka kiranya segala sesuatu yang kita lakukan dengan perkataan atau perbuatan lakukanlah semuanya itu dalam Nama Tuhan Yesus. Sebagaimana Paulus maka mari kita jadikan Kristus sebagai Pokok pemberitaan sekaligus pusat kehidupan sehingga kemuliaan dan hormat hanya dialamatkan kepadaNya. Amin.

Cerita Anak (Menghadapi Pergumulan Hidup)

MENGHADAPI PERGUMULAN HIDUP

Cerita “Anak Sekolah Minggu”
(Kolose 1:29)

           Selamat pagi adek-adek, apa kabar? Semua sehat dan gembira bukan?Atau ada yang sakit? Ada yang susah dan sedih karena menghadapi pergumulan atau persoalan hidup saat ini?.......(tunggu anak-anak memberi respons). Dari pada adek susah dan sedih lebih baik mendengar cerita kakak. Saat ini, supaya tidak lagi bersedih dan bersusah hati. Suka mo dengar?....(tunggu lagi reaksi anak-anak). Ceritanya begini adik-adik.
           Pada suatu saat, ada seorang pembuat jam tangan bertanya kepada jam yang sedang dibuatnya. Pertanyaannya begini, “Hai Jam?, apakah kamu sanggup untuk bertindak paling tidak 31.104.000 (tidak puluh satu juta seratus empat ribu) kali selama setahun”?
           Mendengar pertanyaan dari pembuatnya itu, jam itupun menjawab, “Haa?” kata jam terperanjat (terkejut), mana mungkin saya sanggup, itu kan melelahkan? bagaimana mungkin saya berdetak sebanyak itu? Itu namanya pergumulan hidup.
           Si pembuat jam bertanya, “kalau kamu nda sanggup, bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari”? jam itu kemudian berkata, “delapan puluh enam ribu empat ratus kali”? dengan jarumku yang kurus dan ramping-ramping seperti ini?” jam merasa ragu apakah sanggup atau tidak. Kalau kamu ragu, “bagaimana kalau 3.600 kalai satu jam”?. Dalam satu jam harus berdetak 3.600 kali?banyak sekali itu?” tetap saja jam merasa ragu atas kemampuannya dan mengangap tugas sebagai persoalan hidupnya yang serius.
         Adek-adek, masih suka lanjut ?atau kakak akhiri……. Akhiri jo disini…! (tunggu jawaban mereka). Kalau memang suka, kakak akan lanjutkan.
      Mendengar jawaban dan keluhan dari jam yang dibuatnya. Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian berbicara kepada si jam “kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik? “Naaa…, kalau begitu saya pasti sanggup!” kata jam dengan gembira, karena dia pikir, Cuma satu kali kwa..!
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu pun berdetak satu kali setiap detik. Tanpa ia sadari, detik demi detik terus ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan berarti ia telah berdetak sebanyak 31.104.000 kali seperti yang di inginkan pembuatnya.
           Adek-adek, rasul Paulus dalam pembacaan Firman Tuhan saat ini juga mengalami pergumulan. Namun ia menghadapi pergumulannya bukan dengan mengeluh seperti jam tadi. Paulus justru tenang menghadapi pergumulannya dan bergembira melalukan tugas pelayanannya.
           Memang kadang-kadang kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat.Adek-adek sering mengeluh karena disuruh belajar atau skola minggu dan sore gembira.Adek-adek lebih suka santai dan bermain.Namun sebenarnya kalau kita sudah biasa melakukannya, ternyata kita mampu.Bahkan yang semula kita anggap tidak mungkin, ternyata menjadi mungkin.Karena itu jangan pernah berkata “tidak Sanggup” sebelum adek-adek mencobanya.
Mari belajar kepada Rasul Paulus dalam menghadapi pergumulan hidup.Amin.

MEMAKNAI MASA LALU

4-9 Juni 2012 “Khotbah Komisi-Komisi”
(Kolose 2:13-15)

MEMAKNAI MASA LALU

           bapak, ibu, jemaat Tuhan, setiap orang di antara kita tentu punya masa lalu. Dan masing-masing kita pasti memiliki pengalaman dan kenangan di masa lalu.Pengalaman dan kenangan di masa lalu.Pengalaman dan kenangan kita di masa lalu tentu unik.Dikatakan unik, karena tidak ada orang yang di antara kita yang punya pengalaman dan kenangan tersendiri.Oleh sebab itu, kita terpanggil untuk memaknai masa lalu kita.Sekalipun kita tidak bisa kembali lagi ke masa lalu, namun masa lalu adalah bagian tak terpisah dari kehidupan kita.Dalam kaitan dengan semua itu orang bijak berkata, “pengalaman adalah guru yang baik”. Artinya kita beroleh pelajaran berharga dari setiap pengalaman di massa lalu.
           Jemaat di Kolose juga memiliki masa lalu.Dahulu (dimasa lalu) mereka dianggap telah mati oleh Rasul Paulus.Kematian yang dimaksud oleh Paulus tentu bukan hanya menunjukan pada kematian secara jasmani tetapi terutama secara rohani.Hal itu terjadi karena mereka melakukan pelanggaran dan tidak bersunat secara lahiriah. Akan tetapi semua itu sudah berlalu, sebab sekarang mereka tidak lagi mati melainkan telah dihidupkan oleh Allah bersama sama dengan Kristus yang sudah mengampuni segala pelanggaran mereka (ayat 13). Yesus telah menebus umat-Nya yang berdosa dengan menghapus surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam. Akan tetapi dakwaan dan ancaman itu dengan menemukannya pada kayu salib (ayat 14).Selanjutnya Yesus telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.Artinya Yesus telah memenangkan dan menebus kita dari segala hutang dosa yang mengancam dan mendakwa itu.
           Bila Yesus telah menghidupkan kita dengan mengampuni segala dosa dan pelanggaran kita, maka kita patut untuk bersyukur kepada-Nya.Selanjutnya berusaha untuk menjalani kehidupan ini dengan taat dan setia melakukan kehendak-Nya.Dalam artian, kita semua terpanggil untuk melupakan masa lalu kita yang sekalipun telah melakukan dosa dan pelanggaran, namun Tuhan Yesus telah memerdekakan kita. Lalu kita memaknai masa lalu untuk belajar dari pengalaman, sebagaimana nasihat bijak yang berkata, “pengalaman adalah guru yang baik”
          Masa lalu sudah berlalu, karena itu mari kita jalani kehidupan masa kini di dalam sukacita serta menatap hari esok di dalam pengharapan. Seperti ungkapan bijak berkata, “hari kemarin adalah history (sejarah), hari inilah milik kita dan hari esoklah harapan.Artinya kita tinggal memaknai sejarah masa lalu untuk berbuat yang terbaik hari ini demi menggapai hari esok yang penuh harapan.Amin.

WASPADALAH

4-9 Juni 2012 “Khotbah Kepel-Kepel”
(Kolose 2:6-12)
WASPADALAH
           Bapak/ibu/sdra/i. siapakah yang akan menyangkal bahwa hidup ini diperhadapkan dengan berbagai persoalan dan kesulitan? Bukankah sekarang kita menghadapi kesulitan dalam berbagai hal. Contoh konkrit dari kesulitan itu antara lain : betapa sulitnya mendapat bahan bakar minyak terutama minyak tanah saat ini. Begitu sulinya memperoleh pendidikan yang murah dan terjangkau.Sungguh sulit mendapat pekerjaan agar memperoleh penghasilan dan masih banyak kesulitan lainnya.
           Akibatnya, orang-orang yang tidak punya ijazah mengeluh karena semua lapangan kerja menuntut adanya ijazah.Sebaliknya, orang yang punya ijazah juga mengeluh, karena setiap lapangan kerja menuntut pengalaman kerja.Orang tua mengeluh karena sulitnya mencari nafkah.Bapak-bapak mengeluh karena gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Begitu juga dengan ibu-ibu, sering mengeluh karena pengehasilan suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya banyak orang yang hidup dengan cari gali lobang – tutup lobang, pinjam sana- pinjam sini dan seterusnya.
           Jemaat Tuhan yang kekasih, siapakah yang akan menyangkal bahwa contoh-contoh di atas adalah kenyataan? Bahwa hidup di zaman sekarang penuh dengan kesulitan. Keadaan tersebut sering membuat orang ; hilang kendali, lupa diri dan kehilangan pegangan hidup. Karena situasi yang demikian, kita dapat mengerti bahwa orang sering berputus asa dan tidak berpengalaman.Keadaan seperti itu juga yang dialami oleh jemaat Kolose di zaman dahulu. Persoalan dan kesulitan yang mereka hadapi adalah: adanya pengajar-pengajar sesat yang berusaha untuk mempengaruhi dan menawan jemaat dengan Filsafat kosong (ayat 8).
          Mereja mengajarkan ajaran palsu yang tidak menurut ajaran Kristus.Akibatnya banyak jemaat yang mulai terpengaruh terhadap ajaran mereka, sehingga mulai mengabaikan ajaran Kristus.Di tengah situasi yang sulit itu, rasul Paulus mengingatkan berhati-hati.Jemaat diminta untuk waspadah terhadap ajaran palsu tersebut.Kewaspadaan menjadi penting agar jemaat jangan sampai tertawan oleh Filsafat kosong yang mereka ajarkan.Jemaat jangan cepat terpengaruh atas ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan.Sekarang kita juga di ingatkan oleh Firman Tuhan, agar tetap waspadah seperti pesan Bang Napi, “Waspadalah, Waspadalah, sebab kejahatan tidak hanya terjadi karena ada niat tapi juga karena ada kesempatan untuk melakukannya”.Dalam hal ini sekalipun ada godaan, tantangan dan kesulitan yang kita alami, kita tidak boleh langsung menyerah.Kita jangan lupa diri, hilang kendali dan tidak lagi punya pegangan hidup.Kita harus tetap memiliki iman yang kokoh kepada Kristus, Tuhan kita. Karena itu mari kita jalani hidup ini dengan berhati-hati, kita hadapi tantangan dengan waspadah. Kita lanjutkan di pelayanan Kepel-kepel secara bersama-sama demi peningkatan mutu pelayanan Gereja Tuhan ke depan. Amin.

Menyikapi Penderitaan

Menyikapi Penderitaan

Khotbah Minggu, 3 Juni 2012
(Kolose 1:24 – 2:5)
           Bapak/ibu, sdra/i yang di kasihi Tuhan.Pada dasarnya setiap orang pernah menderita. Dengan kata lain tidak ada orang yang luput dari penderitaan. Dalam hal ini penderitaan adalah bagian tak terpisah dari kehidupan kita.Namun sayang, sering kali kita tidak punya waktu dan kesempatan untuk membahas atau membicarakan penderitaan secara baik.Disaat kita sehat dan senang, kita tentu tidak tertarik untuk bahas penderitaan.Sebaiknya, ketika kita menderita sering kali begitu sensitive dan senti mental dalam menghadapinya.
           Berbeda dengan kita. Rasul Paulus menunjukan sikap yang lain dalam menghadapai penderitaan. Berita firman Tuhan yang sedang kita renungkan ini mengungkapkan bagaimana Paulus menyikapi penderitaan dalam pelayanannya.Paulus dengan tenang dan wajar menyampaikan penderitaan yang dialaminya kepada jemaat kolose. Ketenangan dan kewajaran itu terungkap dalam kalimat, “sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita…..” (ayat 24). Artinya, Paulus menyikapi penderitaan bukan dengan bersukacita, Luar biasa sikap Paulus ini.
           Mengapa Paulus bias bersikap seperti itu ? Jawabnya tentu, karena Paulus memahami dengan benar mengapa ia menderita dan untuk siapa ia menderita. Bahwa ia menderita bukan karena ingin menderita. Paulus menderita bukan juga karena melakukan tindak kejahatan.Ia menderita bukan karena mencari-cari penderitaan. Paulus menderita bukan karena melakukan pelayanan memberitakan Injil Kristus.Hal ini dilakukannya demi kepentingan jemaat Kolose yang dilayaninya.Paulus rela menderita karena meyakini bahwa penderitaannya merupakan penggenapan dari penderitaan Kristus bagi dirinya demi kemajuan jemaat.
           Atas keyakinan itulah ia berjuang dengan sungguh-sungguh. Sekalipun perjuangannya begitu berat, namun iasiap sedia menghadapinya (2:1). Paulus melakukan itu bukan semata mata untuk kepentingan pribadinya, melainkan untuk kepentingan jemaat.Paulus berusaha untuk tetap mengibur jemaat dan tetap bersatu di dalam kasih.Paulus ingin agar jemaat semakin mengerti dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus (2:2).Ia menghendaki agar jangan ada yang memperdaya jemaat dengan kata-kata yang indah (2:3). Artinya jangan ada yang mempengaruhi jemaat sehingga mengalami kegoncangan iman.Iaingin agar jemaat hidup dengan tertib dan memiliki keteguhan iman kepada Kristus (2:5).
           Lalu apa arti Firman Tuhan ini bagi kita yang beribadah saat ini? Adapun artinya adalah :Pertama, kita barangkali setuju, bahwa kita baru memahami arti dan makna hidup yang sebenarnya, setelah kita mengalami sendiri penderitaan. Dalam hal ini, kita akan memahami apa arti hidup senang, bila kita pernah menderita. Akan tetapi, kita tidak perlu mencari cari penderitaan.Namun bila penderitaan itu ada, kita juga tidak usah menghindarinya.Penderitaan harus diterima dan dihadapi sebagai realita kehidupan kita.
          Kedua, Penderitaan tidak pernah menjadi kata akhir dalam hidup kita, kecuali kita menghendaki dan merelakannya. Tetapi, bagi kita orang Kristen, Rasul Paulus mengatakan, “ Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu…..” karena itu mari menyikapi setiap penderitaan seperti Paulus. Ia menerima dan mengahadapi penderitaan itu bukan untuk menjadi korban yang menderita melainkan untuk mengalahkan penderitaan tersebut. Bahwa melalui penderitaan itulah, terwujud kemenangan dan kehidupan yang sebenarnya.Paulus rela mengalaminya bukan saja untuk dirinya sendiri, tetapi untuk melarikan diri dari padanya.Bahkan sebaliknya kita harus merangkulnya, bukan sebagai sikap pasrah dan menyerah, tetapi justru untuk mengalahkannya.Mengubahnya menjadi kemenangan. Amin.

Senin, 11 Juni 2012

Pengantar kitab Kolose

Pengantar kitab
KOLOSE

           Kolose adalah sebuah kota di Asia kecil, sebelah timur kota Efesus. Bukan Paulus yang mendirikan jemaat di Kolose ini, tetapi ketika ia mengutus pekerja-pekerja dari efesus , ibukota sebuah Provinsi Roma di Asia Kecil, ia merasa bertanggung jawab atas jemaat di Kolose itu, Paulus sudah menerima berita bahwa untuk mengenal Allah dan di selamatkan dengan sempurna, orang harus menyembah “Roh-roh yang menguasai dan memerintah semesta alam”. Di samping itu, kata guru-guru itu, orang haruslah pula taat menjalankan peraturan-peraturan sunat, pantangan dan lain sebagainya.
           Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose ini di tulis untuk mengemukakan ajaran Kristen yang benar dan menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu itu. Initi sari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan bahwa ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Melalui Yesus Kristus pula Allah menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Allah menyelamatkannya.Hanyalah melalui bersatu dengan Kristus, dunia mempunyai harapan untuk diselamatkan.Selanjutnya Paulus menguraikan hubungan antara ajaran yang agung itu dengan kehidupan orang Kristen.
           Perlu dikemukakan di sini bahwa Tikhikus, yang membawa surat ini ke Kolose untuk Paulus, di temani oleh Onesimus, hamba yang di suruh oleh Paulus untuk kembali kepada tuannya, yaitu Filemon, seorang anggota jemaat di Kolose.