Menyikapi Penderitaan
Khotbah Minggu, 3 Juni 2012
(Kolose 1:24 – 2:5)
Bapak/ibu, sdra/i yang di kasihi Tuhan.Pada dasarnya setiap orang pernah menderita. Dengan kata lain tidak ada orang yang luput dari penderitaan. Dalam hal ini penderitaan adalah bagian tak terpisah dari kehidupan kita.Namun sayang, sering kali kita tidak punya waktu dan kesempatan untuk membahas atau membicarakan penderitaan secara baik.Disaat kita sehat dan senang, kita tentu tidak tertarik untuk bahas penderitaan.Sebaiknya, ketika kita menderita sering kali begitu sensitive dan senti mental dalam menghadapinya.
Berbeda dengan kita. Rasul Paulus menunjukan sikap yang lain dalam menghadapai penderitaan. Berita firman Tuhan yang sedang kita renungkan ini mengungkapkan bagaimana Paulus menyikapi penderitaan dalam pelayanannya.Paulus dengan tenang dan wajar menyampaikan penderitaan yang dialaminya kepada jemaat kolose. Ketenangan dan kewajaran itu terungkap dalam kalimat, “sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita…..” (ayat 24). Artinya, Paulus menyikapi penderitaan bukan dengan bersukacita, Luar biasa sikap Paulus ini.
Mengapa Paulus bias bersikap seperti itu ? Jawabnya tentu, karena Paulus memahami dengan benar mengapa ia menderita dan untuk siapa ia menderita. Bahwa ia menderita bukan karena ingin menderita. Paulus menderita bukan juga karena melakukan tindak kejahatan.Ia menderita bukan karena mencari-cari penderitaan. Paulus menderita bukan karena melakukan pelayanan memberitakan Injil Kristus.Hal ini dilakukannya demi kepentingan jemaat Kolose yang dilayaninya.Paulus rela menderita karena meyakini bahwa penderitaannya merupakan penggenapan dari penderitaan Kristus bagi dirinya demi kemajuan jemaat.
Atas keyakinan itulah ia berjuang dengan sungguh-sungguh. Sekalipun perjuangannya begitu berat, namun iasiap sedia menghadapinya (2:1). Paulus melakukan itu bukan semata mata untuk kepentingan pribadinya, melainkan untuk kepentingan jemaat.Paulus berusaha untuk tetap mengibur jemaat dan tetap bersatu di dalam kasih.Paulus ingin agar jemaat semakin mengerti dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus (2:2).Ia menghendaki agar jangan ada yang memperdaya jemaat dengan kata-kata yang indah (2:3). Artinya jangan ada yang mempengaruhi jemaat sehingga mengalami kegoncangan iman.Iaingin agar jemaat hidup dengan tertib dan memiliki keteguhan iman kepada Kristus (2:5).
Lalu apa arti Firman Tuhan ini bagi kita yang beribadah saat ini? Adapun artinya adalah :Pertama, kita barangkali setuju, bahwa kita baru memahami arti dan makna hidup yang sebenarnya, setelah kita mengalami sendiri penderitaan. Dalam hal ini, kita akan memahami apa arti hidup senang, bila kita pernah menderita. Akan tetapi, kita tidak perlu mencari cari penderitaan.Namun bila penderitaan itu ada, kita juga tidak usah menghindarinya.Penderitaan harus diterima dan dihadapi sebagai realita kehidupan kita.
Kedua, Penderitaan tidak pernah menjadi kata akhir dalam hidup kita, kecuali kita menghendaki dan merelakannya. Tetapi, bagi kita orang Kristen, Rasul Paulus mengatakan, “ Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu…..” karena itu mari menyikapi setiap penderitaan seperti Paulus. Ia menerima dan mengahadapi penderitaan itu bukan untuk menjadi korban yang menderita melainkan untuk mengalahkan penderitaan tersebut. Bahwa melalui penderitaan itulah, terwujud kemenangan dan kehidupan yang sebenarnya.Paulus rela mengalaminya bukan saja untuk dirinya sendiri, tetapi untuk melarikan diri dari padanya.Bahkan sebaliknya kita harus merangkulnya, bukan sebagai sikap pasrah dan menyerah, tetapi justru untuk mengalahkannya.Mengubahnya menjadi kemenangan. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar