Tokoh-Tokoh Pendiri KGPM

Mohon maaf apabila foto pendiri/tokoh-tokoh KGPM yang lain tidak ada, di karenakan sumber yang di dapatkan hanya sedikit.

FHK edisi Juli 2012

Firman Hidup Dan Kerja

Sejarah KGPM

Tempat dilaksanakan ibadah pertama dari Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) Pada tanggal 29 Oktober 1933 di Kampung Wakan - MinSel.

Kerapan Gereja Protestan Minahasa

Jln. B.W. Lapian No.177 Kawangkoan

Yesus Kristus Dalam Kebangsaan, Kebangsaan Dalam Yesus Kristus

MEDIA UNTUK BERBAGI INFORMASI. KGPM SENTRUM KAWANGKOAN

Senin, 21 Desember 2015

YESUS LEBIH DARI APAPUN

MINGGU IV – DESEMBER 2015
IBRANI 3 : 1 – 6
Tema : YESUS LEBIH DARI APAPUN


Dari sejumlah nama besar yang tercantum dalam Alkitab, Musa adalah salah satunya. Dimulai dari latar belakang kelahirannya, jalan cerita seputar tumbuh kembangnya hingga kiprahnya tidak diragukan lagi; Musa seorang tokoh penting yang telah dipakai dan diperlengkapi Allah. Ia seorang pemimpin ulung, pemberi hukum tapi juga selaku nabi yang menyampaikan maksud Allah. Hidup Musa benar-benar dipakai untuk mengabdi kepada Tuhan Allah dan seluruh kehendakNya. Satu hal yang pasti bahwa ketaatan dan kesetiaan Musa sebagai abdi Allah berhasil dibuktikannya. Dan karena itu iapun mendapat tempat yang istimewa dihati umat Yahudi. Dimata umat Yahudi, Musa menduduki posisi yang sangat unik. Musa adalah orang yang diajak Allah bercakap-cakap, diapun adalah seorang penerima perintah berupa sepuluh hukum yang adalah hukum Allah sendiri. Dan bagi orang Yahudi tidak adalah hal yang lebih agung jika dibandingkan dengan hukum itu dan bahwa hukum itu dan Musa adalah satu dan sama.
Oleh sebab itu, ketika penulis kitab Ibrani dengan berani menyatakan bahwa Yesus lebih tinggi dibandingkan dengan Musa yang begitu mereka puja dan banggakan, pasti tidaklah muda untuk penulis meyakinkan para pembaca atau penerima surat yang adalah golongan Yahudi. Yang harus penulis lakukan adalah memberi sebuah penjelasan atau argumentasi yang kuat agar hal itu dapat diterima, diakui dan diimani sebagai kebenaran. Penulis harus bisa menunjukkan apa yang membuat Yesus lebih unggul dari Musa. Penulis menggunakan rumah dan keluarga Allah untuk menguraikan tentang perbedaan antara keduanya. Dalam hal ini, dunia adalah rumah Allah dan umat adalah keluarga Allah, tetapi untuk diingat, pada bagian sebelumnya Yesus pun diperkenalkan sebagai pencipta alam semesta. Dan, karenanya penulis menyatakan bahwa Musa adalah sebagian saja dari rumah atau yang diciptakan. Sedangkan Yesus Kristus adalah Pencipta rumah itu dan Sang Pencipta tentu lebih tinggi dari yang di ciptakanNya. Musa tidaklah menciptakan hukum, tapi ia dipakai untuk menyatakan hukum Allah, Musa tidak berbicara untuk dirinya sendiri; semua yang Musa katakan menunjuk pada hal-hal yang lebih besar yang kemudian dikatakan oleh Yesus. Dengan kata lain, Musa adalah abdi Allah dan Yesus adalah Allah.
Sebagai gereja masa kini kita tidak boleh mengabaikan teladan seorang Musa dalam kehidupan yang senantiasa berlaku taat dan tidak pernah ingkar dalam kesetiaanya terhadap Allah. Tapi, dalam kaitan dengan janji dan jaminan keselamatan maka biarlah kita terus percaya bahwa Karya Agung Allah dinyatakan hanya melalui Yesus Kristus dan hanya melalui Dialah kita dapat datang pada Allah. Dengan demikian, Yesus ada diposisi tertinggi dimana Musa pun tidak dapat mengalahkannya. Maka ketika kita gerejaNya di zaman ini menempatkan diri sebagai rumah atau tempat kediaman Allah biarlah kita mendasari segenap pengharapan tapi juga kebanggaan kita pada Yesus Kristus, kita diajar agar kita bertumbuh dan berakar di dalam Dia dan tidak ada celah sedikitpun untuk kita mengarahkan pujian dan kemuliaan pada hal lain ataupun pada diri kita.
Gereja Tuhan dan warga gerejanya akan dapat tetap teguh berdiri, kokoh dalam keyakinan bahkan menghasilkan buah apabila kita berlandaskan Yesus Kristus yang adalah iman besar kita, Dialah yang ditinggikan dan diagungkan melebihi apapun yang kita miliki dan banggakan. Amin.

DIA YANG DINANTI, DIA YANG DIMULIAKAN

MINGGU III – DESEMBER 2015
IBRANI 1 : 1 – 4
Tema : DIA YANG DINANTI, DIA YANG DIMULIAKAN


Bicara atau Bertutur; adalah alat berkomunikasi yang dipakai manusia untuk menyatakan apa yang ada di benak dan pikiran; apakah itu soal kehendak ataupun yang mengandung perintah, dan semua hal lainnya. Dengan bahasa verbal maka kita dapat memberitahukan apa yang kita maksudkan serta yang jadi tujuan kita demikian pula sebaliknya, kita akan menjadi tahu tentang kehendak, tujuan dan maksud orang lain, pertama-tama dari tutur katanya.
Sejak awal Tuhan Allah pun memilih untuk membangun komunikasi dengan manusia melalui “berbicara”. Sejak zaman dahulu, Allah datang menjumpai manusia, bertutur pada manusia untuk memberitahukan kehendakNya; maksudNya; perintahNya; isi hatiNya.
Bacaan kita hari ini mempertegas akan hal itu. Dalam hal ini, penulis kitab Ibrani dalam suratnya bagi orang Yehudi di perantauan; yang sedang behadap-hadapan dengan tekanan bahkan penganiayaan dan yang perlu mendapatkan nasehat dan penguatan, menyatakan bahwa baik zaman dahulu maupun pada zaman akhir ini/kekinian, Allah telah berbicara. Pada zaman dahulu Allah berbicara berulang kali; Allah berbicara dengan berbagai cara; Allah berbicara pada nenek moyang; Allah berbicara dengan perantaraan para nabi. Maka, pada zaman akhir ini dimana penulis sedang menyampaikan tentang realita pada masa dimana umat hidup; Allah berbicara melalui perantaraan Anaknya.
Dan apakah sesungguhnya yang mau dijelaskan oleh penulis berkaitan dengan Allah berbicara pada zaman dahulu dibandingkan dengan Allah berbicara di zaman akhir ini, dalam hal ini melalui Anaknya Yesus kristus? Ketika Allah berbicara dengan perantaraan Anaknya, sesungguhnya Allah telah menyempurnakan KaryaNya untuk memulihkan hubungan antara Allah dengan manusia. Sebab, berbeda dengan nenek moyang dan nabi-nabi, Yesus memiliki keutamaan, yakni :
Kristus ditetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada
Oleh Kristus; Allah telah menjadikan segala yang ada
Kristus adalah cahaya/sinar kemuliaan Allah
Kristus adalah gambar wujud Allah
Kristus adalah penebus dosa
Kristus duduk disebelah kanan yang Maha Besar
Maka sesungguhnya Kristus adalah pribadi yang bukan hanya unggul tapi Dia sempurna; didalam kemanusiaanNya Ia berkuasa membawa manusia kepada Allah dalam keAllahanNya Ia berkuasa menghadirkan Allah kepada manusia.
Kita sedang berada di minggu-minggu advent/penantian. Vokus kita adalah kepada pribadi yang sempurna yakni Yesus Kristus. Allah telah berbicara melalui pribadi yang sempurna ini dengan keutamaan yang dimilikiNya. Karena itu semestinya kita yang sedang menanti hadirnya Kristus untuk kedua kalinya tapi juga kita yang siap merayakan lahirnya Kristus di momentum Natal 2015, adalah kita yang menempatkan Kristus sebagai yang utama, terpenting serta Raja atas hidup kita. Saat kita menjadikan Dia Raja, maka hati kita, pikiran kita Dialah yang mengendalikannya; setiap perkataan kita, Dialah yang dimuliakan; setiap perbuatan kita, Dialah yang mengendalikannya termasuk dari bentuk-bentuk persiapan menyambut natal, Kristuslah yang diagungkan. Kristus telah berkarya secara sempurna bagi kita, anugerahNya memberi kita jaminan keselamatan maka isilah hidup dan saat-saat menanti hadirnya dengan berjuang memelihara iman dan menempatkan Yesus sebagai yang terpenting dalam hidup kita. Amin..

KORBAN YANG BERKENAN KEPADA ALLAH

MINGGU II – DESEMBER 2015
YESAYA 60 : 1 – 7
Tema : KORBAN YANG BERKENAN KEPADA ALLAH


Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus!
Nuansa menyambut Natal Yesus Kristus Nampak dimana-mana, pesta iman pohon terang setiap tahun terus dilaksanakan berlangsung secara turun-temurun. Dendang Natal menggema dimana-mana disertai pernak-pernik hiasan pohon terang, baliho ucapan selamat Natal pun Nampak diberbagai tempat pertanda semua siap merayakan Hari Besar yang dinanti. Bangkitlah, menjadi teranglah sebab terangmu dating, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu (ay 1). Sebuah ajakan yang diucapkan Nabi Yesaya jauh di zaman dahulu kala tetapi tetap memberi dorongan kepada semua orang beriman dari waktu ke waktu. Bangkit menjadi terang harus dipahami dengan benar dan tepat.
Hidup dalam kegelapan dosa mendatangkan malapetaka bahkan kehancuran kerena itu perlu bangkit keterpurujan iman berjuang kembali hidup dalam cahaya terang sorgawi yang indah mulia. Umat Allah diajak jangan pernah menyerah dan putus asa tetapi mau bangkit berkarya melakukan hal-hal yang indah mulia. Meskipun dalamkesulitan dan pergumulan yang berat tetap yakin terang Tuhan dalam cahaya keabadianNya akan menyinari mereka dalam kegelapan dan kekelaman. Hidup yang bermakna harus dijalani dengan mau belajar berkorban dengan tulus dan ikhlas. Korban yang berkenan kepada Allah harus menjadi prioritas hidup umat yang benar-benar menyadari keberadaan kasih dan kebesaran Allah.
Semuanya akan dipersembahkan diatas mezbahku sebagai korban yang berkenan kepadaKu (ay 7b). dalam masa raya advent ini kita kembali disegarkan dengan siraman rohani penuh makna. Betapa mulia dan terhormat bila ada niatan hati yang mau memberikan korban yang berkenan kepada Allah. Perayaan Pra Natal atau Pohon Terang semakin bergeser maknanya karena sudah mulai terbiasa dinodai dengan pesta pora dan perayaan yang sekedar kebiasaan menjalankan program kegiatan rutin. Ada pula yang sepertinya katanya memberikan korban terbaik kepada mereka yang membutuhkan tetapi sayang dibalik sayang; padahal diakonia yang diberikan hanya untuk memuluskan sebuah tujuan politik belaka. Semoga dalam perayaan diberbagai hajatan syukur menyambut dan menjelang hari Natal akan semakin terarah pada tujuan yang sebenarnya.
Yesus Kristus telah memberikan “Teladan Suci” dengan memberikan Tubuhnya untuk menjadi korban tebusan dosa umat manusia. Yusuf dan Maria pun telah memberikan korban yang terbaik dengan rela dan tulus hati menjadi alat keberkatan Allah bagi semua manusia, ketika Yesus Kristus  harus lahir dan hidup bersama mereka. Menjadi orang tua yang bertanggung jawab, penuh cinta kasih dan taat beriman merupakan hal yang nyata dalam kehidupan keluarga Yusuf dan Maria. Keteladanan hidup yang selalu mau memberikan korban terbaik bagi Allah dalam tuntunan cahaya sorgawi dapat kita lanjutkan dalam praktek hidup beriman hari lepas hari. Kuncinya ada tekad dan kemauan keras untuk “bangkit” dan “menjadi terang”.
Sukacita sorgawi akan menjadi nyata dalam hidup ini bila balajar mau merubah pola dan gaya hidup bahkan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghancurkan kehidupan ini. Korban yang sempurna adalah mau memberikan yang terbaik kepada Tuhan melalui gereja diantaranya sadar firman Tuhan, sadar beribadah, sadar persepuluhan, sadar memberi yang terbaik bagi hamba Tuhan, sadar diri, sadar perdamaian, sadar persaudaraan, sadar tanggung jawab, serta sadar bahwa kita adalah manusia terbatas adanya. Bila semua orang Kristen “sadar” maka persekutuan gereja akan semakin indah, mulia dan benar-benar menampakkan perubahan yang nyata karena mau berkorban dan bangkit menjadi terang. Dalam masa raya advent ini sekali lagi kepada kita sekalian diingatkan untuk dapat berbenah diri dan dengan tulus mempersiapkan korban yang terbaik bagi Putra Natal Yesus Kristus. Sebagaimana pula para majus yang telah memberikan teladan demikian pula halnya kita yang hidup dimasa kini. Gereja akan terus bersinar bila warganya benar-benar hidup menurut prinsip-prinsip Firman Tuhan. Jangan nodai perayaan Hari Besar yang kudus ini hanya dengan mau memuaskan hasrat manusiawi belaka melainkan sungguh-sungguh memaknai dengan hidup yang berkenan kepasa Allah.
Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua dating berhimpun kepadamu … pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati (ay 4,5). Sungguh mulia berhimpun bersama dalam kerinduan mau menyembah dan memuliakan Allah. Bila kita hidup hanya dengan satu tujuan mau memuliakan Allah dalam segala hal maka kita akan menikmati berkat Allah yang terindah dalam hidup ini. Bangsa Yehuda mengalami berbagai pergumulan dan kesukaran hidup yang besar karena terlalu bangga dengan status sebagai umat pilihan Allah sehingga hidup seenaknya bahkan lupa diri dengan mengabaikan kaidah-kaidah etika kehidupan dalam batasan Taurat Tuhan. Namun kasih dan rahmat Allah akan dinyatakan pada suatu hari mereka akan mengalami pemulihan asal mau memberikan korban yang berkenan kepada Allah dengan cara bangkit dan menjadi terang.
Pertobatan sejati dibutuhkan bagi setiap orang yang mau betul-betul bangkit dan menjadi terang keselamatan injil Allah. Selama kita belum sungguh-sungguh bertobat dan mengundang Yesus Kristus bertahta dalam hati kita, maka setiap tahun kita memasuki masa raya advent dan merayakan Natal hanya akan menjadi sebuah tradisi keagamaan tanpa makna. Orang Kristen yang sudah mengalami kelahiran kembali dalam keyakinan iman pada Tuhan Yesus Kristus akan menerapkan pola dan gaya hidup yang berbeda yaitu mau memberikan korban yang berkenan kepada Allah dengan cara berkarya memancarkan cahaya Injil Yesus Kristus. Amin.

SERUAN YANG MEMBANGKITKAN HARAPAN BARU

MINGGU I – DESEMBER 2015
YESAYA 40 : 1 – 11
Tema : SERUAN YANG MEMBANGKITKAN HARAPAN BARU

Sidang jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus!
Sungguh mulia dan ajaib penyertaan Allah disepanjang perjalanan hidup kita sekalian sepanjang tahun 2015. Menikmati indahnya waktu yang diperkenankan dalam penantian perayaan Natal maka kita hendak diajak untuk terus merenungkan dan menghayati kasih dan kebesaran Allah yang nyata. Dalam suasana syukur di minggu advent yang indah mulia ini, maka kita kembali diajak untuk menghayati dan merenungkan kebaikan Allah yang tiada taranya.
Melalui bacaan kita saat ini maka Nabi Yesaya secara tegas mengungkapkan beberapa pernyataaan yang didalamnya berisikan seruan yang membangkitkan harapan baru, yaitu :
Pertama, proses pemulihan sedang terjadi (1-2)
Janji pemulihan dinyatakan memalui kedatangan Juruselamat. Perhambaannya sudah berakhir memberi kesan bahwa ikatan dosa kutukan turun-temurun dapat dilepaskan karena anugerah Tuhan. Akhir kejayaan Yehuda telah berakhir ketika harus menerima kenyataan dibuang ke negeri Babel namu kasih Allah akan dinyatakan pada saat yang tepat, mereka akan dipulihkan meskipun mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk. Kehormatan yang mereka terima sebagai bangsa pilihan Allah telah membuat mereka larut dalam kesombongan dan kebanggaan yang berlebihan dimasa lampau sehingga harus melewati proses pemurnian dan pemdewasaan iman.
Kedua, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan (3-5)
Ada syair lagu, ‘jalan Tuhan bukan jalanmu jangan bimbang atau pun takut… pada Tuhan masa depanku’. Dari lirik lagu ini memberikan gambaran nyata bahwa kemuliaan Tuhan akan selalu ada bagi mereka yang berharap padaNya. Ungkapan persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita menunjukkan bahwa hanya Tuhan Allah sajalah yang layak dihormati dan disembah lebih dari apapun. Kejayaan takhta Saul, Daud, dan Salomo adalah pemberian Allah yang istimewa namun sehebat apapun mereka tetap masih banyak kekurangan. Kesempurnaan sejati hanya ada pada tuhan Allah saja karena itu perlu menyiapkan hati dan pikiran kita secara baik dan benar agar dapat membuka jalan untuk Tuhan dalam kemuliaan yang tak dapat terselami oleh akal akan memberkati umatNya. Kemuliaan Tuhan dinyatakan secara ajaib dalam otoritas kuasa dan kasihNya yang ajaib.
Ketiga, Firman Allah tetap untuk selama-lamanya (6-8)
Manusia ibaratkan seperti rumput dan kejayaannya seperti bunga dipadang yang tidak bertahan lama. Rumput pasti akan kering dan bunga akan layu, demikian pun dengan kehidupan manusia dalam dunia yang fana ini. Firman Allah yang kekal dan abadi menunjukkan pada Yesus Kristus Juruselamat manusia. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1). Sekali lagi ditegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Firman Allah yang kekal dan abadi. Yesaya dipakai Allah dalam pewartaan nubuatan kedatangan Mesias yang diungkapkan melalui bahasa kiasan yang hanya dapat dipahami dalam hikmat tuntunan kuasa Roh Suci. Betapa mulia bila mau hidup dalam tuntunan kebenaran Firman Allah.
Keempat, jadilah pembawa kabar baik (9-11)  
Jangan takut menjadi pembawa kabar baik dalammelaksanakan tugas panggilan kenabian. Yesaya tampil dengan berani dan tegas tanpa rasa takut karena diyakini tangan Tuhan akan menyertai dalam segala pengabdiannya. Memang tidak mudah menjadi alat keberkatan Allah tetapi bila ada niatan hati disertai tekad yang kuat merasa terpanggil membawa suara kenabian, semuanya dapat dijalani dengan baik. Semoga. Amin.

Minggu, 26 Agustus 2012

DILARANG KERAS KEPALA

DILARANG KERAS KEPALA!

Khotbah Anak Sekolah Minggu
Pembacaan Alkitab Wahyu 3:20 
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. (Why.3:20
Konon ada seorang musafir yang berasal dari suatu negeri yang sangat jauh.  Ia berjalan kaki sambil memikul ransel yang berisi pakaian dan tongkat sebagai penopang ketika lelah.  Ia berjalan dari satu tempat ke tempat lain dan bermalam di rumah-rumah penduduk yang sedia menerimanya untuk berteduh atau menginap untuk beberpa saat.

Suatu kali, sang musafir tiba di sebuah desa Kristen.  Penduduk desa itu semua beragama Kristen.  Karena itu, sang musafir ini merasa senang karena ia pasti diterima dengan baik di desa ini sebab orang Kristen dikenal sebagai orang-orang yang hidup dalam kasih. Ketika hari sudah mulai gelap ia mulai mencari tempat untuk menginap.  Di sebuah rumah, sang musafir mengetuk pintu dan memberikan ucapan salam serta permohonan untuk bisa menumpang nginap biar hanya sehari saja.  Namun, ia tidak mendengar suara jawaban apapun dari dalam rumah itu.  Bahkan, pintunya pun tertutup rapat.  Lalu, sang musafir itu pindah ke rumah yang lain.  Namun, sang musafir itu juga memperoleh perlakukan yang sama seperti sebelumnya.  Bahkan, ia mengalami perlakuan yang sama dari hampir semua keluarga yang ada di desa Kristen itu.  Sang musafir menjadi sedih dan kecewa. 
Lalu, sang musafir mengetok sebuah pintu rumah yang sangat sederhana.  Sang musafir memohon untuk bisa menginap di rumah itu, walau hanya semalam saja.  Ketika sang musafir mengetok pintu dan bermohon, terdengarlah suara dari dalam rumah yang menyambut dengan baik serta membukakan pintu sambil berkata, “Silahkan masuk tuan musafir.  Silahkan menginap di rumah kami yang sangat sederhana ini.”  Sang musafir menjawab, “Oh puji Tuhan, terima kasih sudah bersedia memberikan tempat untuk menginap kepada saya.”  Sementara ia duduk sambil menikmati suasana rumah itu ia membatin “Masih ada orang Kristen yang benar-benar Kristen!”  Tidak lama kemudian tuan rumah keluar dari dapur dengan membawa minuman hangat dan beberapa potong makanan.  Ia berkata, Silahkan dinikmati.”
Malam itu sang musafir menginap.  Dan keesokan harinya, ia berniat untuk pamitan guna melanjutkan perjalanan.  Sang musafir berkata, “Saya sangat berterima kasih karena boleh beristirahat di rumah ini.  Dan sekarang saya hendak melanjutkan perjalanan.  Namun, sebagai balas budi baik keluarga ini maka saya memberikan cincin meterai ini kepada keluarga dan sekantung uang emas ini untuk keluarga.”  Kaum keluarga itu sangat kaget dan heran!  Rupanya sang musafir itu adalah Raja mereka yang sedang menyamar menjadi rakyat jelata untuk melihat kondisi rakyatnya secara nyata dan langsung.

Adik-adik, sebagai orang Kristen sejati kita tidak boleh menutup pintu kepada sesama.  Lebih lagi, kita dilarang keras untuk menutup pintu bagi Tuhan ketika Ia mengetuk pintu hati kita.  Karena, dengan demikian sesungguhnya kita akan diberkati.  Sebab, ketika kita membuka pintu hati kita maka pintu hati Tuhan yang rahmani itu akan terbuka untuk kita.  Amin.  
a seorang anak yang menangis, bpk amos berfikir mana mungkin dihutan yang lebat itu ada anak kecil yang menangis, tetapi karna penasaran bpk amospun mencari asal sumber dari suara tangisan itu ternyata benar seorang anak kecil kira-kira seumur epafras yang sedang menangis, rupanya dia tersesat ketika dia mengikuti ayahnya yang adalah seorang peneliti hutan lindung dan dia terpisah sangat jauh dari ayahnya. Namanya ayub, pada akhirnya dia berteman dengan epafras dan persahabatan mereka sangat erat. Suatu hari ayub ditemukan oleh orang tuanya lewat bantuan tim SAR dan ayubpun kembali ke kota bersama orang tuanya. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahunpun berganti tahun, tanpa terasa epafras mulai menanjak dewasa dan pergi merantau ke kota. Tanpa disengaja ayub bertemu dengan epafras dan dia mengajak sahabat kecilnya ini tinggal dirumahnya yang sangat mewah, epafras sangat merasa risih dan minder dengan keadaannya yang jauh berbeda dengan ayub tetapi ayub mencoba membesarkan hati sahabatnya ini dengan berkata “aku dan kamu sama di mata TUHAN”. Persahabatan yang sejati tidak akan meninggalkan kasih yang mula-mula dalam keadaan apapun. AMIN