KHOTBAH AKHIR TAHUN (31 Desember 2015)
ULANGAN 1 : 19 – 33
Tema : TUHAN ALLAH BERJALAN DI DEPAN
Seiring dengan terus berpacunya sang waktu maka tinggal beberapa jam lagi lembaran thaun 2015 akan digulung. Apabila sejenak kita menoleh ke belakang kepada perjalanan hidup yang sudah kita lewati maka kita akan dapati bahwa berbagai peristiwa telah mewarnai perjalanan hidup kita de sepanjang tahun 2015. Ketika kita telah sampai 31 Desember tahun 2015 ini maka sadarlah kita bahwa semuanya ini bukan karena kuat dan hebatnya kita melainkan Karen anugerahNya oleh karena itu pujian serta syukur patutlah kita persembahkan kepada Tuhan sebab sekali lagi oleh karena kasih karuniaNya maka kita telah dapat melewati hari-hari kehidupan kita sepanjang tahun 2015 ini dengan berbagai peristiwa baik suka maupun duka, manis maupun pahit hingga saat ini.
Berbicara tentang pergumulan atau tantangan dalam pengembaraan hidup amak itu juga yang di alami oleh bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun. Dalam kitab Ulangan di kisahkan bahwa mereka telah memasuki tahun ke 40 dalam perjalanan mereka menuju ke tanah Kanaan. Empat puluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah perjalanan, tapi 40 tahun adalah waktu yang begitu lama dan sangat melelahkan. Selama 40 tahun mereka harus melintasi padang gurun itu, mulai dari tanah Mesir sampai ke Kanaan. Sebuah perjalanan yang tidak mudah karena di padang gurun hamper tidak akan kita jumpai tanaman, kecuali di tempat-tempat tertentu. Belum lagi perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam, serta banyaknya binatang buas yang berkeliaran di padang gurun situasi ini semakin menantang umat Allah. Pertanyannya ialah mengapa bangsa Israel begitu lama berada di padang gurun? Itu akibat dari ketidakpercayaan bangsa Israel sendiri sehingga Tuhan membiarkan mereka berputar-putar mengelilingi padang gurun tersebut selama 40 tahun. Sehingga generasi pertama dari bangsa itu tidak sempat masuk ke negeri Kanaan karena tidak ada lagi, kecuali Kaleb dan Yosua yang sempat memasuki Tanah Perjanjian.
Saudara-saudara berefleksi dari perjalanan bangsa Israel maka kitapun dapati bahwa perjalanan hidup ini disepanjang tahun 2015 terkadang juga harus mengalami seolah-olah sedang berada di padang gurun. Tetapi syukur kepada Tuhan sebab penyertaan Tuhan sempurna atas kita. Penyertaan Tuhan memungkinkan kita ada sebagaimana adanya sampai saat ini. Bertolak dari pengalaman hidup ini maka kita mengaminkan Firman Tuhan sebagai berikut: “Tuhan Allahmu yang berjalan di depanmu …….. (ay 30).
Kalau Tuhan berjalan di depan kita itu berarti Tuhan dalah pemimpin kita. Tuhanlah yang akan mengarahkan langkah-langkah kehidupan kita. Pengalaman hidup bangsa Israel ini menjdi bukti nyata betapa sempurna penyertaan Tuhan terhadap mereka. Namun meskipun berada di padang gurun selama bertahun-tahun bangsa Israel tetap berada dalam pemeliharaan Tuhan, sehingga mereka tidak kekurangan suatu apapun juga. Seringkali ketika permasalahan datang menerpa hidup ini kita bertanya: dimanakah Tuhan? Kita merasa Tuhan tidak mempedulikan kita dan membiarkan kita bergumul sendirian. Akibatnya kita menjadi lemah dan tak berdaya.
Ibarat sebuah bangunan, ‘rumah rohani’ kita hancur berkeping-keping dan tinggal puing-puing berserakan. Mengapa ini bisa terjadi? Mungkinkah karena kita kurang percaya kepada Tuhan. Oleh Karena itu mengakhiri tahun 2015 maka marilah kita bersyukur kepada Tuhan sambil menyerahkan kehidupan kita seutuhnya hanya kepada Tuhan untuk melangkah lagi di tahun 2016. Amin. .
ULANGAN 1 : 19 – 33
Tema : TUHAN ALLAH BERJALAN DI DEPAN
Seiring dengan terus berpacunya sang waktu maka tinggal beberapa jam lagi lembaran thaun 2015 akan digulung. Apabila sejenak kita menoleh ke belakang kepada perjalanan hidup yang sudah kita lewati maka kita akan dapati bahwa berbagai peristiwa telah mewarnai perjalanan hidup kita de sepanjang tahun 2015. Ketika kita telah sampai 31 Desember tahun 2015 ini maka sadarlah kita bahwa semuanya ini bukan karena kuat dan hebatnya kita melainkan Karen anugerahNya oleh karena itu pujian serta syukur patutlah kita persembahkan kepada Tuhan sebab sekali lagi oleh karena kasih karuniaNya maka kita telah dapat melewati hari-hari kehidupan kita sepanjang tahun 2015 ini dengan berbagai peristiwa baik suka maupun duka, manis maupun pahit hingga saat ini.
Berbicara tentang pergumulan atau tantangan dalam pengembaraan hidup amak itu juga yang di alami oleh bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun. Dalam kitab Ulangan di kisahkan bahwa mereka telah memasuki tahun ke 40 dalam perjalanan mereka menuju ke tanah Kanaan. Empat puluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah perjalanan, tapi 40 tahun adalah waktu yang begitu lama dan sangat melelahkan. Selama 40 tahun mereka harus melintasi padang gurun itu, mulai dari tanah Mesir sampai ke Kanaan. Sebuah perjalanan yang tidak mudah karena di padang gurun hamper tidak akan kita jumpai tanaman, kecuali di tempat-tempat tertentu. Belum lagi perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam, serta banyaknya binatang buas yang berkeliaran di padang gurun situasi ini semakin menantang umat Allah. Pertanyannya ialah mengapa bangsa Israel begitu lama berada di padang gurun? Itu akibat dari ketidakpercayaan bangsa Israel sendiri sehingga Tuhan membiarkan mereka berputar-putar mengelilingi padang gurun tersebut selama 40 tahun. Sehingga generasi pertama dari bangsa itu tidak sempat masuk ke negeri Kanaan karena tidak ada lagi, kecuali Kaleb dan Yosua yang sempat memasuki Tanah Perjanjian.
Saudara-saudara berefleksi dari perjalanan bangsa Israel maka kitapun dapati bahwa perjalanan hidup ini disepanjang tahun 2015 terkadang juga harus mengalami seolah-olah sedang berada di padang gurun. Tetapi syukur kepada Tuhan sebab penyertaan Tuhan sempurna atas kita. Penyertaan Tuhan memungkinkan kita ada sebagaimana adanya sampai saat ini. Bertolak dari pengalaman hidup ini maka kita mengaminkan Firman Tuhan sebagai berikut: “Tuhan Allahmu yang berjalan di depanmu …….. (ay 30).
Kalau Tuhan berjalan di depan kita itu berarti Tuhan dalah pemimpin kita. Tuhanlah yang akan mengarahkan langkah-langkah kehidupan kita. Pengalaman hidup bangsa Israel ini menjdi bukti nyata betapa sempurna penyertaan Tuhan terhadap mereka. Namun meskipun berada di padang gurun selama bertahun-tahun bangsa Israel tetap berada dalam pemeliharaan Tuhan, sehingga mereka tidak kekurangan suatu apapun juga. Seringkali ketika permasalahan datang menerpa hidup ini kita bertanya: dimanakah Tuhan? Kita merasa Tuhan tidak mempedulikan kita dan membiarkan kita bergumul sendirian. Akibatnya kita menjadi lemah dan tak berdaya.
Ibarat sebuah bangunan, ‘rumah rohani’ kita hancur berkeping-keping dan tinggal puing-puing berserakan. Mengapa ini bisa terjadi? Mungkinkah karena kita kurang percaya kepada Tuhan. Oleh Karena itu mengakhiri tahun 2015 maka marilah kita bersyukur kepada Tuhan sambil menyerahkan kehidupan kita seutuhnya hanya kepada Tuhan untuk melangkah lagi di tahun 2016. Amin. .