Senin, 21 Desember 2015

YESUS LEBIH DARI APAPUN

MINGGU IV – DESEMBER 2015
IBRANI 3 : 1 – 6
Tema : YESUS LEBIH DARI APAPUN


Dari sejumlah nama besar yang tercantum dalam Alkitab, Musa adalah salah satunya. Dimulai dari latar belakang kelahirannya, jalan cerita seputar tumbuh kembangnya hingga kiprahnya tidak diragukan lagi; Musa seorang tokoh penting yang telah dipakai dan diperlengkapi Allah. Ia seorang pemimpin ulung, pemberi hukum tapi juga selaku nabi yang menyampaikan maksud Allah. Hidup Musa benar-benar dipakai untuk mengabdi kepada Tuhan Allah dan seluruh kehendakNya. Satu hal yang pasti bahwa ketaatan dan kesetiaan Musa sebagai abdi Allah berhasil dibuktikannya. Dan karena itu iapun mendapat tempat yang istimewa dihati umat Yahudi. Dimata umat Yahudi, Musa menduduki posisi yang sangat unik. Musa adalah orang yang diajak Allah bercakap-cakap, diapun adalah seorang penerima perintah berupa sepuluh hukum yang adalah hukum Allah sendiri. Dan bagi orang Yahudi tidak adalah hal yang lebih agung jika dibandingkan dengan hukum itu dan bahwa hukum itu dan Musa adalah satu dan sama.
Oleh sebab itu, ketika penulis kitab Ibrani dengan berani menyatakan bahwa Yesus lebih tinggi dibandingkan dengan Musa yang begitu mereka puja dan banggakan, pasti tidaklah muda untuk penulis meyakinkan para pembaca atau penerima surat yang adalah golongan Yahudi. Yang harus penulis lakukan adalah memberi sebuah penjelasan atau argumentasi yang kuat agar hal itu dapat diterima, diakui dan diimani sebagai kebenaran. Penulis harus bisa menunjukkan apa yang membuat Yesus lebih unggul dari Musa. Penulis menggunakan rumah dan keluarga Allah untuk menguraikan tentang perbedaan antara keduanya. Dalam hal ini, dunia adalah rumah Allah dan umat adalah keluarga Allah, tetapi untuk diingat, pada bagian sebelumnya Yesus pun diperkenalkan sebagai pencipta alam semesta. Dan, karenanya penulis menyatakan bahwa Musa adalah sebagian saja dari rumah atau yang diciptakan. Sedangkan Yesus Kristus adalah Pencipta rumah itu dan Sang Pencipta tentu lebih tinggi dari yang di ciptakanNya. Musa tidaklah menciptakan hukum, tapi ia dipakai untuk menyatakan hukum Allah, Musa tidak berbicara untuk dirinya sendiri; semua yang Musa katakan menunjuk pada hal-hal yang lebih besar yang kemudian dikatakan oleh Yesus. Dengan kata lain, Musa adalah abdi Allah dan Yesus adalah Allah.
Sebagai gereja masa kini kita tidak boleh mengabaikan teladan seorang Musa dalam kehidupan yang senantiasa berlaku taat dan tidak pernah ingkar dalam kesetiaanya terhadap Allah. Tapi, dalam kaitan dengan janji dan jaminan keselamatan maka biarlah kita terus percaya bahwa Karya Agung Allah dinyatakan hanya melalui Yesus Kristus dan hanya melalui Dialah kita dapat datang pada Allah. Dengan demikian, Yesus ada diposisi tertinggi dimana Musa pun tidak dapat mengalahkannya. Maka ketika kita gerejaNya di zaman ini menempatkan diri sebagai rumah atau tempat kediaman Allah biarlah kita mendasari segenap pengharapan tapi juga kebanggaan kita pada Yesus Kristus, kita diajar agar kita bertumbuh dan berakar di dalam Dia dan tidak ada celah sedikitpun untuk kita mengarahkan pujian dan kemuliaan pada hal lain ataupun pada diri kita.
Gereja Tuhan dan warga gerejanya akan dapat tetap teguh berdiri, kokoh dalam keyakinan bahkan menghasilkan buah apabila kita berlandaskan Yesus Kristus yang adalah iman besar kita, Dialah yang ditinggikan dan diagungkan melebihi apapun yang kita miliki dan banggakan. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar